Author: PT Laris Manis Utama
Pasar buah Indonesia sedang mengalami perubahan besar. Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat, konsumsi buah di Indonesia terus bertumbuh. Namun, di sisi lain, sebagian besar buah yang dikonsumsi ternyata bukan hasil panen lokal, melainkan berasal dari negara lain. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai impor buah Indonesia mencapai lebih dari USD 1,2 miliar pada tahun 2024, naik hampir 15% dibandingkan tahun sebelumnya.
Lonjakan ini membuat banyak pihak bertanya-tanya: mengapa konsumsi buah impor meningkat begitu pesat, dan siapa saja pemain besar di balik rantai pasok ini?
Perubahan Gaya Hidup dan Daya Beli Konsumen Urban
Kenaikan konsumsi buah impor sangat erat kaitannya dengan pola hidup masyarakat perkotaan. Tren makan sehat, minum smoothies, atau diet berbasis plant-based mendorong kebutuhan akan buah-buahan seperti blueberry, cherry, kiwi, dan pir yang tidak bisa diproduksi massal di dalam negeri.
Konsumen kini juga lebih memperhatikan kualitas, tampilan, dan konsistensi rasa. Itulah mengapa buah impor dari negara seperti Australia, Tiongkok, dan Amerika Serikat menjadi pilihan utama, terutama di supermarket dan platform e-commerce.
Selain itu, teknologi cold chain logistics dan sistem distribusi modern membuat buah impor bisa dikirim ke seluruh Indonesia tanpa kehilangan kesegarannya. Inilah yang menjadikan rantai pasok buah impor semakin efisien dan kompetitif.
Negara Asal dan Jenis Buah Impor Terpopuler di Indonesia
Menurut data perdagangan internasional UN Comtrade dan BPS, lima negara penyuplai buah terbesar ke Indonesia pada tahun 2024 adalah:
Sementara itu, jenis buah impor yang paling banyak masuk ke Indonesia meliputi:
Permintaan terhadap buah beku (frozen fruit) juga meningkat tajam, terutama untuk kebutuhan industri makanan dan minuman, restoran, serta hotel. Produk seperti frozen strawberry, mango chunk, dan pineapple dice banyak digunakan karena praktis dan tahan lama.
Dampak pada Pasar Lokal dan Tantangan Distribusi
Meski industri buah lokal tetap eksis, buah impor menghadirkan tantangan tersendiri. Perbedaan harga, kualitas, dan daya simpan membuat buah impor lebih kompetitif di pasar premium. Tantangan terbesar justru ada pada sisi logistik dan penyimpanan, karena distribusi antar pulau di Indonesia membutuhkan rantai dingin yang konsisten.
Para importir besar pun harus memastikan bahwa buah tidak rusak selama perjalanan ribuan kilometer baik dari pelabuhan luar negeri hingga ke rak supermarket di pelosok daerah.
PT. Laris Manis Utama (LMU): Penghubung Buah Dunia ke Meja Konsumen Indonesia
Di balik lancarnya pasokan buah impor ke berbagai daerah, ada peran penting perusahaan-perusahaan besar yang menjadi importir buah utama di Indonesia. Salah satunya adalah PT Laris Manis Utama (LMU) perusahaan yang telah berdiri sejak 1986 dan kini dikenal sebagai salah satu importir serta distributor frozen food dan buah terbesar di Indonesia.
LMU tidak hanya mendatangkan buah segar dari berbagai negara, tetapi juga mengelola distribusi pangan beku (frozen food) dengan sistem rantai dingin modern, memastikan produk tetap segar hingga ke konsumen akhir.
Dengan pengalaman hampir empat dekade, LMU telah menjadi bagian dari rantai pasok pangan nasional yang menjaga ketersediaan buah berkualitas tinggi untuk industri, retail, maupun rumah tangga.
#ImportirBuah
#BuahSegar
#PasarIndonesia
#DistributorBuah
22 Oktober 2025
Jl. Raya Bekasi KM 21,5 No.168 Cakung,
Jakarta Timur 13920 Indonesia
info@lmu.co.id
(+62 21) 2246 2726 (Hunting)
(+62 21) 2246 2887 (Branch Jakarta)
(+62) 811 1251 5168 (Larissa Customer Care)
Great Opportunity Ahead
Send your application to:
recruitment@lmu.co.id